23 Desember 2009

AUROT

Pagi itu bersama istri dan anak ke-3 ku berboncengan naik honda menuju sebuah toko karena ada keperluan,

" Mas itu lihat ada mobil bagus keluaran terbaru All New lagi" katanya
"Yaa.. bagus ya, tapi ya mahal dik " jawabku se kenanya

Aku berpikir ternyata istriku juga hafal dengan merek mobil sekaligus bentuknya. Salut deh
gak ketinggalan jaman.

Semua kendaraan berhenti di lampu merah yang terlalu berdekatan satu sama lain, maklum kota kecil tapi lampu bangjo nya terlalu banyak.

Kami berhenti, tidak terlalu lama ada sepasang laki-laki dan perempuan berhenti juga tepat didepan kami.

Pandangan saya konsentrasi ke bangjo yang modern dengan penunjuk waktu nya

" Wihh..masih 49 ..masih lama " aku bicara pada istri

Tiba-tiba istri saya menepuk punggung saya dan berkata :

" Mas coba lihat itu " katanya
"Apa ? " aku bicara agak keras

" Itu loh lihat cewek yang dibonceng sebelah itu loh" terangnya..

" Astaghfirulloh " gumamku ditertawakan istriku


Kaget karena ada wanita memakai celana dan t- shirt yang kekurangan kain alias pendek,
sehingga sampai kelihatan CD di sisi belakangnya.....

"Itulah berpakaian tetapi telanjang " aku serius bicara

"Dia sama dengan yang itu loh dik " aku berbicara sambil menunjuk ke trotoar sebelah kanan

"Apa mas mobil hitam itu toh ?" tanyanya

"Bukan itu loh yang depan-nya." jelasku

"Astaghfirulloh" kata istriku

Kaget juga karena ada orang gila laki-laki memakai celana yang bolong di depan-nya, sehingga bisa terlihat jelas 'anu' nya...

" Hari ini satu-satu yha dik " aku bergurau

Kami pun tertawa bertiga karena si kecil juga ikut tertawa meskipun tidak tahu maksud tawa kami.

Yang pertama adalah orang sehat yang sengaja memakai pakaian kurang senonoh, yang kedua adalah orang tidak sehat dengan pakaian yang tidak disadarinya tidak senonoh, karena dia gila

Kalau sudah begitu sebenarnya siapa yang lebih gilaaa ??

he he he....

19 Desember 2009

HIJROH Awal HIJRIYAH

Kota-kota di ex. Karesidenan Madiun ini menjadi sangat luar biasa ramenya pada hari-hari ini 1 Suro atau jika dalam Islam adalah 1 Muharram, sebagian orang mulai percaya saat yang tepat untuk turun gunung 'njajal' kesaktian, sebagian yang lain menggelar 'ngalap berkah' (=mencari barokah) dengan berbagai macem upacara adat.

Yang pasti juga turun gunungnya pesilat dari Setia Hati Tarate dan Setia Hati Winongo, dua perguruan silat yang awalnya menurut cerita orang adalah satu perguruan dan akhirnya terpecah.
Beberapa tahun yang lalu turun gunung nya Pesilat ini membawa ketakutan sendiri bagi warga masyarakat, karena pasti terjadi sambung atau Pertarungan antara kedu Perguruan Silat tersebut, bahkan sampai ada korban jiwa.

Entah mendapat ilmu dari mana bahwa 1 Suro adalah saat yang tepat untuk melakukan pengujian ilmu kanuragan, dan saya juga kurang jelas juga darimana sumber yang menyarankan 1 Muharram adalah saatnya dirayakan dengan kenduri mencari keberkahan.

Lain budaya adat lain pula yang disampaikan sahabat saya waktu saya berada di luar Jawa, tepatnya di Samarinda, Kalimantan Timur.

" Hijriyah adalah saat Hijrohnya umat Islam dari Makkatul Mukaromah ke Madinatul Munawaroh" beliau bercerita.

" Hijroh-nya Rosul dan pengikutnya karena posisi di Makkah saat itu sangat tidak menguntungkan bagi Beliau dan Sohabat-sohabat, karena permusuhan terhadap Islam dan ummat-nya sudah mencapai puncaknya dan Alloh-pun memerintahkan Nabi beserta ummat Islam untuk Hijroh " lanjut beliau.

"Apakah pada saat itu semua kaum Muslimin juga dengan senang hati semua mengikuti perintah Rosul Pak ?" saya mulai bertanya.

" Ya nggak lah Mas .." jawabnya
" Ada yang dengan senang hati, ada yang berangkat dengan berat hati, ada yang berangkat tetapi dengan ngomel-ngomel dan ada juga yang tidak berangkat, malah ada juga yang menghalangi ummat Islam lainnya untuk tidak berangkat." lanjut beliau.

"Maka Nabi pun bersabda :

'" Barangsiapa yang Hijroh karena harta, maka hanya harta yang ia dapatkan, dan barangsiapa yang hijroh karena wanita maka dia akan mendapatkannya, dan barangsiapa yang Hijroh karena Alloh maka itu sebaik-baik perbuatan"',

sama dengan kita-kita ini mas, jika kita berbuat apa saja karena sesuatu maka kitapun akan mendapatkan sesuatu seperti niatnya" jelasnya lagi.

"Maka dari itu jika kita berbuat kebaikan niatnya harus ditata, hanya mengharap ridho Alloh supaya jangan sampai salah niat yang menjadikan amal tersebut percuma di hadapan Alloh"
nasehatnya.

Lalu pikiran usil saya mulai menggoda,

Lha berarti orang-orang berupacara adat 'ngalap berkah' itu untuk apa ya ? nilai apa yang bisa diambil ? biar rame saja barangkali.
Belum lagi yang tawuran setiap 1 Suro, tentu hal yang mubadzir.

Semoga kita dijauhkan dari amalan-amalan yang mubadzir..Amien..

15 Desember 2009

Jodoh

Biar satu anak santri, satu anak si tukang parkir, kalau sudah jodoh kan bertemu juga
Biar yang satu 70 tahun yang satu 17 tahun, kalau memang sudah jodoh diranjang pengantin kan bertemu juga ....

Biar satu di istana yang megah satu di kolong jembatan....kalau memang sudah jodoh sah-sah saja
.....
Jodoh tak usah diramal-ramal, tak usah dihayal-hayal...
Kalau dipaksa-paksa sakit rasanya, kalau dipaksa-paksa nanti kecewa. . . .

Demikian kutipan-kutipan bait lagu dangdut Manis Manja Group, selera ndeso tapi saya suka, dan dari yang sering saya dengar yang rasanya masuk akal walaupun terkadang sangat cengeng.


Saya mengutip dari milist yang saya ikuti :


Dari Abu
Huroiroh ra., ia menuturkan,
Datang seorang perempuan kepada Rosulullah SAW seraya berkata, ‘Saya adalah Fulanah binti Fulan.’ Beliau bersabda, ‘Aku telah mengenalmu, lalu apa keperluanmu?’ Dia menjawab, ‘Keperluanku adalah bahwa putra pamanku si Fulan yang ahli ibadah.’ Beliau bersabda, ‘Aku telah mengenalnya.’ Dia berkata, ‘Ia meminangku, maka beritahukan kepadaku apa hak suami atas istrinya. Kalau ia berupa sesuatu yang aku mampu melakukannya, maka aku akan bersedia menikah dengannya.’ 1)

Rasulullah SAW bersabda,

Diantara haknya adalah kalau seandainya rongga hidungnya bercucuran darah dan nanah, lalu ia (istri) menjilatnya dengan lidahnya maka ia belum menunaikan hak suaminya. Dan kalau seandainya layak bagi manusia sujud kepada manusia, niscaya aku perintahkan kepada wanita untuk sujud kepada suaminya apabila ia masuk kepadanya, karena apa yang telah Allah lebihkan kepadanya atas istri.’ 2)

Dia (wanita) berkata,’Demi dzat yang mengutusmu dengan hak, aku tidakakan menikah selama dunia ini ada. (Rowahu al-Bazzar dan al-Hakim) 3)

Dalam riwayat lain milik al-Bazzar, Maka Nabi SAW berkata, ‘Jangan kalian menikahkan mereka kecuali dengan izin dari mereka.’” 4)


Saya pernah mengenal 3 (tiga) orang wanita, dengan masing-masing kisahnya.

Wanita Pertama

Namanya Isti, demikian panggilan sehari-harinya. Dia cantik berkulit bersih dan lulusan Madrasah Aliyah Negeri sekaligus pernah menjadi siswi Pondok di kota saya.

Ayahnya adalah santri di kampung saya. Kami hanya kenal biasa tidak ada yang istimewa diantara kami. Suatu hari dia berkata " Mas aku aku besok nunut yho nyang kutho Malang, oleh nggak ? " (Mas saya mau ngikut ke Kota Malang, boleh nggak ? ).

Saya kaget, kok Mbak Isti yang mau nikah (kebetulan saya tahu sebulan lalu si Rahmat melamar dia dan katanya diterima) mau ikut saya, nanti apa kata orang.

Lalu di rumah ada ibunya Mbak Isti juga bilang ke Emakku katanya mau bilang dia mau di nunutkan anaknya ke Malang.

Emak mewanti-wanti " Le jangan macam-macam lo ya sama si Isti, nanti kalau ada apa-apa Emak yang malu, nanti dipikir kamu yang merusak hubungan Isti sama calon suami-nya yang gagal itu "

"Lho mak gak jadi nikah tah Isti ?, ooooo.... lha emak mau nggak punya mantu dia" aku bicara sekenanya sama Emakku.

"Huss... jangan asal omong" kata Emak.

" Nggak nggak Mak.. lagian si Isti kan jauh lebih tua dari saya.. ha ha ha " kamipun tertawa bersama.

Ceritanya ternyata perjodohan Isti dengan Rahmat batal, lebih tepatnya dibatalkan oleh Bapak-nya walaupun beliau harus malu karena pada awalnya memang dijodohkan dengan Rahmat yang seorang Pegawai Negeri Sipil yang sudah mapan secara ekonomi.

Di luar perkiraan saya ternyata Isti sudah punya tambatan hati yang memang dicintainya, dan apa yang menjadi pilihan Isti tidak salah. Happy Ending lah ceritamengharukan ini.

Sampai sekarang mereka berbahagia dengan segala kesederhanaanya, dengan 3 anaknya yang lucu-lucu.

Salut buat Isti yang pemberani dan mau mengatakan yang memang tidak disukainya, dan ternyata pilihannya juga membahagiakan orang tuanya, karena keluarganya rukun-rukun selalu.

Acungan Jempol juga Bapaknya Isti yang mau mengalah untuk kebahagiaan anaknya, pilihan yang keliru menurutnya saat itu tetapi sesungguhnya benar pada akhirnya.


Wanita Kedua

Cerita yang kedua dari kota tempat perantauan saya, kisah ini menimpa Mbak Ayu, yang berasal dari keluarga taat beragama, kyai tulen dan sekeluarga selalu memelihara budaya para santri, dimana pacaran adalah hal yang dilarang dansaya sangat setuju sekali dengan ini.

Tiba saatnya Mbak Ayu dilamar oleh Iman seorang laki-laki yang di lingkungan kyai 'katanya' bermartabat alias agak kaya.

Dalam hati Mbak Ayu sebetulnya sudah ada Mas Husen yang juga dari keluarga Kyai tetapi kurang mapan secara ekonomi.

Walaupun tidak bisa pacaran layaknya orang-orang muda modern tetapi dari keduanya rupanya telah ada isyarat saling menyukai. Walaupun untuk menyampaikan CINTA -nya mereka hanya berpesan ke sesama teman mereka berdua.

Akhir cerita, tanpa rasa Cinta atau kalau dikutip dari hadist diatas (4) adalah 'tanpa persetujuan' terjadilah pernikahan karena merasa bahwa dia harus 'taat' atau berbakti kepada kedua orang tua-nya.

Setelah berjalan 2 tahun, Iman ternyata mengalami masa surut dalam bisnisnya, jadilah dia bukan orang bermartabat lagi di mata masyarakat, alias biasa-biasa saja.

Ditambah si Iman rupanya tergoda juga dengan wanita yang lain. Serasa lengkap lah kesedihan yang dialami Mbak Ayu, tetapi alhamdulillah dia tetap sabar sampai sekarang. Kalau boleh jujur dia mengatakan demi anak dia bersabar. Saya berpikir 'begitu yha hidup berkeluarga, begitu ya jodoh itu'. Mudah-mudahan akhirnya mereka menemukan Cinta mereka di hari-hari selanjutnya entah besok, lusa, setahun atau tahun-tahun yang akan datang, sehingga sempat menemukan kebahagiaan sebelum ajal menjemput salah satu dari mereka.

Komentar saya adalah sangat disayangkan seorang Kyai lupa akan tuntunan dari Nabi diatas, dan hal ini adalah sebenarnya ujian bagi Pak Kyai tersebut supaya tidak silau akan harta. Betapa berat tugas wanita menjadi seorang istri, sampai-sampai ada seorang wanita di jaman Rosululloh SAW, ketakutan akan tugas tersebut. . . hadist 3)


Wanita Ketiga

Melani nama sang gadis pujaan semua pria ini, termasuk cewek yang gaul pada jaman itu, dia pernah berpacaran mungkin dengan lebih dari satu orang laki-laki. Normal rasanya bagi remaja masa kini hal ini dilakukan, bahkan akan menjadi remaja yang ketinggalan jaman jika tidak pacaran.

Pemikiran yang senada dengan apa yang ada di otak saya sampai usia saya 26 tahun. Normal, wajar dan tidak melanggar norma susila, selama tidak terjerumus ke pergaulan bebas. Tetapi sebenarnya siapa yang bisa menjamin ?

Tentu jika saat ini saya ditanya apakah Pacaran itu wajar ? saya akan jawab TIDAK.

Apakah Pacaran itu boleh ? saya akan jawab TIDAK

Apakah Pacaran itu melanggar norma agama ? tentu YA.

Karena Pacaran adalah kelakuan atau perbuatan yang dekat dengan Zina.

Kembali ke kisah Melani, disaat telah tiba masa nikah ternyata dia belum mempunyai pacar yang sreg di hatinya, sesuai dengan kriteria di dalam catatan buku rumus papa mamanya dan meyakinkan untuk bisa membahagiakan lahir dan bathin.

Melani sangat mendambakan seorang pria yang baik, dan itu adalah keinginan semua wanita yang akan menikah. Tetapi makna BAIK disini sangat multitafsir, kabur dan remang-remang.

Baik bisa dimaknai dengan tidak pernah melanggar hukum negara dan norma mayarakat, bisa pula diartikan pecinta bagi dirinya, keluarga dan anak-anaknya kelak jika sudah menikah.

Baik juga bisa diartikan mampu mencukupi kebutuhan materiil, dirinya dan anak-anaknya nanti.

Sangat jarang dipikirkan BAIK yang hakiki yang berati mampu mengajak dirinya, anak-anaknya kelak hidup di jalan Alloh, hidup dalam kasih sayang dan cita-cita yang tinggi yaitu ridlo Alloh.

Akhirnya menikahlah si gadis pujaan ini dengan pria yang sangat mapan, punya jabatan hasil rekomendasi mamanya yang berhasil juga meyakinkan dirinya akan kebaikan sang calon suami.

Di awal pernikahan Melani jelas bahagia, pengantin baru siapa sih yang enggak saling mencintai, siapa yang enggak sayang-sayangan setiap detik. Itu juga wajar dan manusiawi.

Waktupun itu serasa berjalan sangat cepat sampai juga di titik jenuh bagi Melani menjalani hari-hari menjadi istri, dimana tidak waktu untuk bermanja, saling mengerti saling mencurahkan isi hati.

Dapur sumur kasur, itulah mungkin istilah kasar tapi agak tepat bagi Melani.

Sampai terucap "Aku Bukan Wonder Woman, yang tak butuh kasih sayang ", habis sang suami terlalu semangat mencari nafkah sampai-sampai lupa punya istri.

Wah lucu banget pikirku, masa sih ada orang laki-laki begitu ?

"Eh ..bener lho " kata dia.

"Lha kok kayak sinetron beneran" masih juga aku tersenyum

Akupun merenung mencari-cari alasan sebagai sesama lelaki, kenapa seperti itu. Akhirnya aku ingat teori bahwa kehidupan dunia lelaki ada tiga yaitu Harta, Tahta, Wanita.

"Melani, kamu harus bersyukur karena punya suami yang memenuhi kebutuhan hidupmu secara baik bahkan banyak lebihnya" kataku meyakinkan

"Iya.. tapi aku juga butuh perhatian dan kasih sayang" dia bertahan dengan

"Benar juga ya" kemudian saya diam enggak bisa berkata-kata lagi.


Menyimak cerita tiga wanita tersebut sungguh bisa dibuktikan bahwa hidup manusia tiada ada yang sempurna. Tetapi kewajiban kita hanya bersabar san bersyukur.

Wanita pertama adalah yang palin beruntung diantara ketiganya, dia punya Cinta, kasih sayang tetapi kurang dalam kecukupan materiil nya.

Wanita kedua ini yang sungguh kurang beruntung, tidak ada Cinta juga kurang harta dunia.

Sementara wanita ketiga lebih sedikit beruntung karena walaupun cintanya sementara pudar tetapi masih bisa menikmati keindahan dunia dari sisi yang lain yaitu kemapanan ekonomi.

Yang ideal adalah yang punya ketiga-tiganya. Dalam kisah Nabi dan Rosul mungkin hanya Nabi Sulaiman yang punya Takdir seperti itu bahkan masih juga diberikan kelebihan yaitu Ridho Alloh, beliau punya Harta yang melimpah, Tahta sebagai Raja dan Wanita cantik Ratu Bilqis. dan akhirat dijamin Syurga.. . . . . sungguh sempurna.























09 November 2009

Jenderal Polisi dan Jaksa Agung Anumerta Anggodo


Jika kita bahas tentu akan mebuang waktu, membuat marah dan sakit hati yang begitu dalam terutama pada diri saya.

Betapa tidak dengan seenaknya seorang Anggodo yang bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa di negeri ini begitu melecehkan bangsaku.

Sampai-sampai tensi darahku naik gara-gara mendengar Polri tidak mempunyai alasan untuk menahan seorang keparat seperti Anggodo.

Sudah buta dan tuli kah telinga dan mata Penegak Hukum di negeri Indonesia ini ??

Kira-kira seperti itulah ungkapan hati saya semenjak mendengar rekaman yang diperdengarkan dalam sidang MK beberapa hari yang lalu.

Tiap detik selalu saya ikuti lewat siaran sebuah TV swasta Live, maka sudah bisa ditebak semakin sakit hati dan marah yag saya rasakan.

Dari sebelah saya istri saya berkata :
" Mas penjenengan niku sakit sirah gara-gara nonton Anggodo paling ?"

Saya menjawab :
" Wah yha enggak dik, wong saya lihatnya cuman untuk hiburan kok.."

Tapi saya rasakan ada benarnya juga istri saya, sudah bertahun-tahun saya bebas dari penyakit MARAH kok semenjak ada kasus ini jadi marah, saya hanya berpikir berarti ada yang salah dengan pikiran saya.

Cerita ini adalah sebagai sedikit sentilan yang perlu direnungkan, saya yang notabene tidak pernah mengenyam pendidikan berbasis Nasionalisme, Militer apalagi Wawasan Kebangsaan dan macem-macemlah pokoknya yang berhubungan dengan Cinta Tanah Air . . . mendengar Pejabat POLRI dan Kejaksaan yang "dijambal-jambal" seenaknya oleh Anggodo dan kawan-kawan, maka saya MARAH besar..........

Lha Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kok tidak, ada apa ?
Kapolri Bambang Hendarso Danuri kok malah mesam-mesem, ada apa ?
Jaksa Agung Hendarman Supandji kok yho malah ngguya ngguyu, ada apa ?

Lha wong para pemimpin saja cengengesan kok saya marah, berarti saya yang keliru.

Itulah logika rakyat saat ini......karena saya yakin nanti pasti ada Pengadilan Yang Agung di akherat kelak.

08 September 2009

Islam dan Muslim Indonesia

Alhamdulillah bulan Romadhon sudah di hari ke 17, mudah-mudahan saya sekeluarga diberikan Alloh kekuatan tetap bertahan dan mempersungguh Puasa dan ibadah accessories Romadhon di tahun ini sebelum Alloh meluluskan kami sekeluarga menjadi manusia yang diampuni.

Ketika saya baca buku "Ilusi Negara Islam" hasil penelitian beberapa orang tokoh NU, Muhammadiyah termasuk Gus Dur dan ada nama orang Bule ( orang Amrik, cuman ngga tau nih dia Muslim apa bukan ), saya mengernyitkan dahi sesaat.

Kesimpulan akhir (versi saya loh), bahwa di Indonesia saat ini sudah berkembang sebuah paham yang akan menjadi endemi paham yaitu dengan nama WAHABI.

Saya sebelumnya pernah dengar cuman belum tahu dan belum pernah membaca literatur mengenai Om Wahab tersebut.

Kembali ke buku "Ilusi Negara Islam" disitu dikupas bahwa generasi muda NU, Muhammdiyah dan ormas-ormas yang Islam yang lain sudah kejangkitan virus bawaan Pak Wahab ini.
" Ini sangat membahayakan keberadaan Nasionalisme bangsa Indonesia " terang mantan ketua Muhammadiyah Pak Syafiie Maa'rif.

Komentar dari Pak Kyai Hasyim Muzadi juga hampir senada setali tiga uang.

Tentu lain dengan komentar nakal saya dalam hati :

" Lha memangnya apa nggak boleh mengikuti Aliran WAHABI kek, LIBERAL kek, SYIAH kek, SUNNI kek, ISLAM JAMAAH kek atau yang lain ? kalau semua SALAH memangya Bapak-bapak ini tahu mana yang BENAR ? ....hayoo coba tunjukkan saya akan ikuti "

Ehem...ehemm....

Tidak lama berselang BOM Ritz Carlton dan Marriot ..Meledak........
Lagi-lagi WAHABI ditunjuk hidungya sebagai salahsatu penyebab muslim Indonesia jadi Bomber yang Handal...

Saya sengaja melampirkan :

1. Wahabi itu apa dan siapa pembawanya/penyampainya
2. Tingkahlaku Pemerintah Indonesia akhir-akhir ini kepada orang Islam
3. Masalah Sanad/Isnad atau Sandaran Ilmu dalam Islam

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah Tokoh penyeru kaum Muslim utuk kembali kepada ajaran yang Murni dalam Qur'an dan Hadist ...... so what gitu loh ?

Pemerintah Indonesia terutama POLRI telah melanggar HAM dengan menembak mati orang yang disangaka Teroris walaupun belum terbukti ......... it is a fact (sekali lagi menurut saya)

Lho apa kaitan semua itu dengan Sanad / Isnad ?... Sangat erat sekali menurut saya.


Isnad atau Sanad adalah Sandaran atau rujukan tentang keaslian Ilmu Islam, dari Rosululloh Solallohu Alaihi Wassalam sampai sahabat lalu ke tabi'in terus kebawah sampai akhirnya pada kita.

Saya husnudhon bahwa Syaikh Muhammad bin Abd. Wahab adalah salah satu pemegang SANAD, tentunya hal ini seharusnya bisa dibuktikan sebelum masalah ini diumbar kepada masyarakat umum, tugas Ulama', Kyai dan Santri membuktikan kesalahan atau kebenaran ini tentu dengan Fakta yang jelas.

Siapapun tahu Indonesia adalah negara yang sangat penting bagi dunia, tentu saja bagi sang Tentara Dunia (negaranya Cak Obama), setelah Komunis hancur di dunia kecuali di China maka Islam lah FAHAM yang siap Mendunia.............. (sudah banyak yang membahas...gak usah diteruskan)

Dan Passwordnya adalah hanya ajaran ISLAM yang Murni sesuai Qur'an dan Hadist yang akan bisa menguasai Dunia, terbukti di zaman Rosululloh, zaman Umar bin Khotob dst...


Karena ajaran murni sang Abdul Wahab ini bahaya bagi Sekuler/Kapitalis, yha jadinya seperti sekarang ini, faham WAHABI dihukumi SESAT.............. padahal barangkali kita-kita ini lho yang malah SESAT.....karena masih banyak amalan yang seenak udel-nya dewe .hehehehehe.............


Tengara Islam tinggal nama akan menjadi kenyataan ketika ajaran Islam yang murni malah ditinggalkan.............. Naudzubillahi min dzalik.......


Ya Alloh Tunjukkanlah hamba Mu ini pada jalan yang Lurus yang Benar.

21 Agustus 2009

Doa ku di Romadhon Tahun Ini

Hari ini sudah memasuki Bulan Romadhon, jika di penanggalan Jawa setelah jam 1.00 PM sudah berganti hari atau Bulan jika sudah masuk akhir Bulan.

Dari situs jejaring sosial Facebook, Friendster yang sudah turun pamornya sudah bermunculan update status " Marhabban Yaa Romadlon" dari semua Teman yang connect dengan saya maupun dari temannya teman saya.


Semua saling meminta dan memberi maaf, alangkah indahnya dunia saat ini .

Romadhon tahun ini tentunya menjadi Istimewa bagi saya, 'back to Basic' menjadi tujuan saya, artinya basic bulan Romadhon adalah bulan yang dimana - segala pahala dilipatgandakan demikian dengan dosa -, bulan yang lebih baik dari 1000 bulan meminjam istilah dari Al Qur'an.

Seorang penasehat berkata : ' Hidup manusia jika hanya mengejar pahala tentu tidak akan cukup sebagai usaha Masuk Sorga, pintu Taubat dan Ampunan sebenarnya sebagai kunci menjadi tingginya nilai kebajikan manusia'

Alangkah Maha Besar Alloh, dibuka pintu Taubat untuk manusia yang berdosa, disediakan Lipatgandaan Pahala bagi yang mengamal......................Ya Alloh Sungguh Engkau Maha Pengampun......


Ya Alloh Ampunilah dosa-dosa hamba Mu yang hina ini............Amien.........
Ya Alloh Masukkanlah hamba Mu ini kedalam kaum yang bertobat............

04 Agustus 2009

Burung dan Angsa dan Telor-Telor Mereka


Pak Darsono bercerita ringan dengan makna yang dalam bahkan begitu dalam menurut saya. Sebuah makna yang belum pernah saya dengar sebelumnya.

" Mas Heri " kata beliau sebelum memulai cerita.
" Sampeyan tahu ya Burung Emprit, Ayam dan Banyak (=angsa) ?" tanya Pak Dar.

"Lha inggih pak, memangnya kenapa to Pak Dar" saya menjawab.
"Burung Emprit diqodar oleh Alloh berbentuk kecil juga bisa bertelor, juga ayam bentuk-nya agak besar juga bisa bertelor, demikian halnya dengan Banyak mereka memang diwajibkan bertelor"beliau mulai menjelaskan.

Saya mulai meraba-raba ke arah manakah cerita Pak Darsono ini.

" Alloh mewajibkan umatnya (umat Islam ) untuk berinfaq, zakat dan shodaqoh" lanjut Pak Dar.

Saya diam, kok agak nggak nyambung pikirku, antara Burung, Ayam plus Angsa dengan Infaq, Zakat.............memangnya Nyambung ?

" Burung Emprit bertelor dengan 'ngoyo' (sekuat tenaga) dan yang keluar adalah sebutir telor yang besarnya tidak lebih dari ujung jari kelingking kita, demikian juga dengan ayam yang juga ngoyo mengeluarkan sebutir telornya yang sebesar bola pingpong, demikian juga angsa yang ngoyo mengeluarkan telornya yang hampir sebesar bola tenis"

" Maknanya adalah orang miskin (digambarkan burung Emprit) wajib dengan ngoyo mengeluarkan infaq/zakatnya sesuai dengan kemampuan dan qodarnya sebagai orang miskin. Orang dengan kemampuan menengah (digambarkan Ayam) wajib juga mengeluarkan zakatnya, demikian juga dengan orang kaya"

Alangkah lucu dan tidak adilnya jika Emprit bertelor sebesar telor Angsa atau sebaliknya Ayam bertelor sebesar telor Emprit atau telor Angsa. Tentu si Emprit akan mati karena bertelor.

Jadi semua kewajiban umat disesuaikan dengan kemampuannya.

" Dan Alloh tidak akan pernah memberatkan Umatnya" demikian Pak Dar menutup ceritanya.

30 Juli 2009

Luwak dan Kopi

Tiga bulan yang lalu, begitu saya lihat di salah satu stasiun TV swasta mengenai "Kopi Luwak", ndilalah kok merasa familiar banget.

Sebab waktu masa kecil saya sering mendengar teman bermain dan orang dewasa sekitar saya membicarakan Luwak (= musang pemakan buah-buahan dan kadang suka mencuri ayam).

Seorang teman sekolah SD saya pernah cerita mengenai Luwak ini, bau-nya wangi seperti bau daun pandan apalagi saat 'birahi' atau musim kawin.

Kembali ke siaran TV tadi, dijelaskan bahwa harga secangkir Kopi Luwak mencapai Rp. 500.000,-... Wuihh...edannn....... sopo sing gelem tuku (siapa yang mau beli ) itu pikiran saya.

Selanjutnya saya surfing terutama di Youtube, ternyata memang benar Kopi ini adalah Kopi Legenda, karena berasal dari buah Kopi yang dimakan Luwak dan dikeluarkan veses/kotoran berupa butir-butir biji Kopi yang bersih tanpa digiling. Proses selanjutnya persis seperti pembuatan Kopi bubuk yang digiling.

Pas hari Minggu saya iseng ke Pasar Burung, Madiun dengan tujuan jalan-jalan plus kepingin tahu barangkali ada hewan Luwak, eh..nggak tahunya ketemu juga, akhirnya saya beli juga anakan Luwak yang jinak.

Hari-hari selanjutnya menjadi waktu berburu hewan yang satu ini. Tujuannya mencoba beternak Luwak dan mencoba menghasilkan Kopi Luwak, walaupun dalam skala yang sangat sangat kecil.

23 Juli 2009

Nonton Moto GP

Wuih...

Liat aja nanti Buktinya yah.........

29 Juni 2009

keGEDEan........

Pernah dengar istilah 'menangkap burung dengan Bom ' atau 'memukul nyamuk dengan pemukul Baseball' ?. Istilah ini sangat sering kita dengar saat ngobrol dan mengungkapkan pemakaian alat atau sesuatu yang bukan pada tempatnya.

Hari itu saya ketemu Mas Qori, kenalan saya seorang tukang sayur tetangga sebelah rumah ketika kami duduk di depan rumahnya setelah beliau selesai menata sayurnya, dan siap dibawa ke pasar dan berbincang-bincang.

Di dekat Mas Qori saya bertanya " Mas, kok setiap kyai yang dikunjungi capres-cawapres selalu mendo'akan si Calon terpilih ya ? Padahal semua capres-cawapres ke Kyai itu lo, kok kayaknya nggak afdhol kalau tanpa doa Kyai ?"

Saya sempat berpikir kira-kira tanggapannya akan menuduh sang Kyai sudah mendapat 'sesuatu' dari si Calon makanya dido'akan agar menjadi Presiden-Wapres terpilih, ternyata lain.
Mas Qori malah menjawab : " Kegedean Mas jika ini berdo'a atau mendoakan orang lain hanya untuk keperluan dunia ".

'Hahhh....?' aku kaget dalam hati dan mencoba mencari makna dari kata-kata beliau. Bukankah secara teori kita ini beribadah untuk dunia dan akhirat ? Bukankah kita harus berusaha keras untuk bahagia dunia dan akherat ? Pertanyaan-pertanyaan ini terus berputar-putar di kepala ku. Terbayang lagi uraian dari guru agama Islam saya mulai SD, SMP dan SMA juga waktu kuliah 'Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selam-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati besok' yang waktu itu maknanya : bekerja mati-matian mencari dunia karena akan hidup selamanya dan beribadah mati-matian karena besok akan mati.

Mas Qori melanjutkan nasehatnya :
" Mas sampeyan kan pernah dengar ada hadist Nabi : 'Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selam-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati besok' ".

" Iya Mas " saya menjawab dan menerangkan sesuai hasil didikan guru sekolah saya. Mendengar itu Mas Qori tersenyum kecil, sambil membuka-buka catatannya yang sudah lusuh, dengan tinta yang sudah menembus kertas bukunya.

"Begini mas makna yang sebenarnya adalah kita (manusia) jikalau bekerja untuk dunia seharusnya santai dan tidak terlalu ngoyo, sampai lupa waktu lupa ibadah, bahkan lupa anak istri karena bayangkan kita hidup selama-lamanya maksudnya besok masih ada waktu untuk itu" tegas Mas Qori

"Dan kita harus secepatnya menjalankan ibadah ukhrowi/akherat, tanpa ingat apapun masalah dunia karena besok kita akan mati" tambahnya

"O o o ooooo" aku terheran.

"Diumpamakan seorang 'Blantik' (= pedagang hewan ) kita harus membeli sapi yang pasti akan dapat tampar/tali, artinya kita berbuat atau beribadah apapun itu harus mengharap balasan di akhirat, insyaalloh dunianya atau tamparnya akan ikut" jelasnya lagi

Ditambahkan lagi oleh Mas Qori :

" Segala apapun yang disisi Alloh itu kekal ada Surga, Neraka, Nikmat Siksa dan segala yang disisi manusia adalah sementara baik itu nikmat maupun kesusahan ada harta, tahta, wanita dan kenikmatan atau kesengsaraan yang lain, maka jika kita berdoa hanya minta dunia maka akan menjadi muspro, sia-sia karena ternyata dunia memang tidak kekal dan amalan kita menjadi amalan yang keGEDEan dengan hasil yang sangat kecil"


Alhamdulillah saya bersyukur hari ini ketemu dengan orang yang alim, yeng bisa menasehati saya.

24 Juni 2009

[bukan] Debat Cawapres- Cawapres

Walah...mending dengerin lagunya Iwan Fals daripada melihat dan mendengar 'Debat Capres'-nya

Kira-kira inilah yang terlintas di benak saya juga bagi pemirsa Televisi saat adanya kampanye tersebut.

Tidak ada bedanya Megawati, SBY maupun JK, terlihat seperti kampanye di Lapangan terbuka, maupun di gedung-gedung. Semua mengumbar kata tanpa makna, kata-kata kamus bukan realita.

Lebih aneh lagi kok tidak terlihat perbedaan yang jauh diantara calon-calon Presiden RI ke 7 tersebut. Hanya kata 'Kerakyatan, Lanjutkan dan Lebih Cepat Lebih Baik......tok..', lainnya mirip, atau serupa tapi tak sama.

Lalu ?

11 Juni 2009

Miftakhul Jannah....

Kunci Surga, insyaalloh demikian arti kata tersebut, bagiku kata-kata itu sangat berarti sebab tak lain adalah nama Masjid didepan rumah di kampungku Kampung Tempe, Desa Kedungbanteng RT.6, Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Jawa Timur, masih Indonesia kok..

Aku lihat di papan Pengumuman Khotib dan Muadzin sudah penuh terisi di tiap hari Jumat berdasarkan hari-hari penanggalan Jawa atau biasa disebut Pasaran, misal si A khotib pada hari Jumat Legi, si B Jumat Kliwon dan seterusnya, aku bersyukur masjid ini sudah ditempati minimal untuk sholat Jumat. Alhamdulillah masjid yang dibangun dengan swadaya masyarakat sebagian besar, sumbangan Universitas Widya Gama Malang dan warga Kedungbanteng yang diluar daerah, sudah bisa dimanfaatkan dengan baik.

Sebelum berdiri, polemik tentang masjid kampung saya itu juga sangat panjang dan lama, mulai dari tokoh masyarakat, pamong sampai berurusan juga dengan Kantor Urusan Agama (KUA).

Awal mulanya adalah kakak ipar saya (Alm. ) Mas Asmadi, Mas Wid biasanya kami memanggil berniat membangun musholla dengan mewaqofkan tanah di belakang rumah dengan maksud membuat tempat ibadah yang permanen bagi warga muslim di Kampung Tempe.

Niat baik ini disampaikan kepada Mbah Kung sebagai tokoh agama di kampung kami, dengan tidak keberatan Mbah Kung dalam acara Tahlilan Rutin mengajak seluruh warga Kampung Tempe mewujudkan bangunan itu, ditentukanlah hari H akan mulai dikerjakan secara gotong royong. Akhirnya sampailah peletakan batu pertama sekaligus terakhir bagi rencana pembangunan Mushola itu.

Adalah Mas Maskiadi (Alm.) yang 'nyelo atur ' mengutarakan maksud baik dari Mbah Jo Soetomo (Alm.), ayahnya me-waqofkan sawahnya yang di pinggir jalan untuk dibangun masjid juga dengan ukuran terserah kemampuan warga Kampung Tempe, adapun jaraknya 400 meter dari tanahnya Mas Wid.

Jadilah ada 2 (dua) tawaran alternatif untuk membangun Musholla/Langgar. Dari sinilah konflik justru muncul. Mbah Cip (Alm.) yang dahulu guru dan Kepala Sekolah SD saya yang notabene tempatnya lebih dekat dengan sawah tawaran Mas Di (biasa kami panggil Mas Miskiadi) sangat setuju dengan tempat itu.

Kejadian selanjutnya bisa ditebak saling bertahan dan adu argumentasi antara Mbah Kung dan Mbah Cip berlangsung, sementara warga muslim yang 'nul puthul' alias masih abangan dan masih mau belajar agama di musholla nanti malah kecewa, tidak punya harapan lagi tentang musholla atau langgar lagi.

Mas Di, Kang Pardi dan Mbah Cip akhirnya membulatkan tekad untuk tetap mewujudkan pembangunan Masjid itu, jadi bukan Musholla lagi seperti rencana sebelumnya. jadilah peletakan batu pertama-nya, sampai terwujud pondasi Masjid itu.

Tahun berganti bukan-nya konflik selesai justru semakin meruncing, pihak Mbah Kung didukung perangkat desa yang menjadi kerabat beliau menyarankan kepada KUA untuk menahan dibangun-nya Masjid itu.

Jadilah rencana masjid yang mangkrak, tak terurus dan obsesi warga untuk belajar agama mungkin tinggal kenangan.



Muda-Mudi Menggeliat

Liburan kuliah Politeknik Malang bulan Juni Tahun1991, aku tidak sempat berpikir mau ngapain di kampung selama 2 (dua) bulan, penting senanglah bagi saya yang selama menjadi mahasiswa SMA-nya Brawijaya dengan jadwal masuk jam 7.00 WIB pulang jam 14.00 WIB setiap hari.

Membantu Emak di Sendangbiru yang buka Toko kelontong menjadi kesibukanku sehari-hari, terkadang juga nggak bisa membantu karena ketemu dan kongkow-kongkow dengan Mas Imam, Wawan di Tempat karambol Mas Di.

" Her, ayo bikin kegiatan untuk acara 17 Agustusan tahun ini, biar rame gitu loh kampung nya" Wawan mulai punya usul.
" Bener juga Wan, lumayan lah buat kesibukan kita " jawabku, karena saya juga tahu Wawan orangnya paling tidak bisa nganggur, maklum dia kuliah di IKIP Malang yang sekarang menjadi Universitas Negeri Malang sambil bekerja freelance di Iwan Salon Malang sebagai Motive Designer gaun pengantin.

Jadilah kami ngobrol bertiga dengan Mas Di, yang ketua LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa).
"Rek .. kalau mau bikin kegiatan dapat sumbangan dari Desa sebesar Rp. 100.000" kata Mas Di.
"Lumayan kan itu bisa untuk beli kertas untuk dekorasi" aku mendukung, karena saat itu uang Rp.100.000,- sudah dapat sepatu merek Reebok yang saat ini harganya bisa 5 kali lipat.

Wawan lah yang menjadi konseptor dari rencana panggung 17 Agustusan ini, sementara aku hanya membantu sebagai seksi acara, yang bertugas menyiapkan acara sebanyak-banyaknya yang kemudian kami sortir untuk ditampilkan pada acara nanti.

Sebagai seksi acara aku minta kesediaan tempat di rumah Mas Di dijadikan latihan seminggu 2 kali dan Mas Di bersedia. Latihanpun berjalan lancar terutama Karaoke-nya, jaman itu lagi booming-boming nya. Cak Paino yang empunya Sound System sewaan turut menggratiskan demi lancarnya acara ini.
Sementara Mas Di adalah penggerak dari seksi konsumsi, dengan tugas memberi makan orang sekampung. Dahsyat pokoknya.....

Artis-artis lokalpun bermunculan. Dari sie acara aku hanya berpesan kepada para artis lokal :
" Pas hari H-nya nanti jam 19.00 WIB harus sudah berkumpul di belakang panggung dan tidak boleh keluar lagi sebelum selesai tampil" tegasku.

" Satu lagi ya, saya liat panggung 17 Agustusan di mana-mana tidak pernah ada yang bagus karena kerjanya asal-asalan dan para artis seenaknya sendiri, disamping itu tempat make up belakang panggung tidak ditutup, jadinya kacau" aku jelaskan kepada semua panitia dan pemain.

Hari H sudah tiba, design panggung yang lumayan bagus untuk ukuran Kampung Tempe, dan sesuai permintaanku belakang panggung tertutup serta para pemain sudah berkumpul lengkap tanpa ada yang ketinggalan. Pertunjukan dengan tittle "Gebyar Malam Kemerdekaan" pun sukses digelar.

Esoknya aku bangun agak siang karena acara selesai pukul 2.00 dinihari, masih melek setengah pusing teman-teman sekampung termasuk aku dengar, " Tahun depan harus diadakan lagi lo Her.." kata mas Di dengan semangat. " Iyo Mas... " kata yang lain menimpali..... sambil mengusung meja kursi dan perlengkapan lain hasil pinjaman dari tetangga terdekat.

Aku hanya tersenyum, juga Wawan semua setuju bahwa muda-mudi kita ini senang kepada kebersamaan dan gotong royong. Mulai saat itu ada nuansa kerukunan muda-mudi juga orangtua warga Kampung Tempe.


Masjid adalah Proyek Selanjutnya

Sekembali-nya liburan kembali pada aktivitas kuliah yang tidak ada istimewanya bagi aku, dari hari kehari, bengkel, lab. Elektronika dan Laporan. Sebagai mahasiswa aku bukan termasuk aktivis kampus baik keagamaan, olahraga maupun yang lain, karena aku melihat aktivis kampus orangnya sok-sokan, gaya tok dan merasa paling wahh, sedangkan aku suka yang 'nge-slank' yang kala itu juga lagi membahana di kalangan kampus dan orang-orang muda.

Dari segi agama mulailah kembali belajar membaca Al Qur'an yang sudah sejak SMP dan SMA aku lupakan, jangankan membaca wong huruf-hurufnya juga sudah lupa, Astaghfirulloh.......

Aku tanya ke teman-teman kuliah tentang membaca Al Qur'an, akhirnya Beni teman kelas B yang memberi tahu aku, "Sekarang ada Iqro' Her ..kalo mau belajar bisa cepat" katanya.
Sampai juga bulan Romadlon, aku kira saat-saat paling religius dalam hidup manusia muslim dimanapun berada, termasuk aku.

Pas jumatan di Masjid Raden Patah ada pengumuman bahwa salah seorang pengurus MUI, KH Ali Yafei akan hadir memberikan ceramah setelah sholat Taraweh. Alhamdulillah kesampaian juga mengikuti ceramah yang sangat menarik dari Pak Kyai.
Mulai dari sholat yang bacaannya sangat bagus sampai akhirnya ceramah yang mantab isinya.

" Yho ngono Her..." kata kang Bud kakakku berkomentar setelah aku pulang dari mengikuti ceramah.

Hari berikutnya aku terus berburu ustad-ustad yang bagus untuk mendengar ceramahnya. Berdua dengan Sugoto, adik ipar Kang Bud yang memang getol dalam urusan agama, maklum dia lulusan MAN 1 Malang.

Aku hanya dengar-dengar saja Sugoto dan Kang Bud rupanya sedang mempersiapkan pembahasan pembangunan Masjid pada hari-hari Lebaran nanti. Rencana yang mulia menurutku dan aku tak tahu bahwa sedang terjadi konflik di Kampungku mengenai pembangunan Masjid.

Tahun berganti, akhirnya sampai juga aku sudah lulus kuliah, semangat melamar kerja plus semangat interview menyala-nyala, tapi belum juga ada yang mau menerimaku..he he he...
Biasalah orang yang lagi kepingin kerja merasa butuh Alloh, mencoba dengan segala kesaktiannya mendekatkan diri kepada-Nya.

Seiring dengan itu acara kegiatan Kampung-ku bertambah lagi dan kali ini mengarah pada kegiatan agama dengan adanya "Lebaran ing Kampung" yang merupakan misi muda-mudi mengumpulkan warga kampung Tempe yang sudah mapan dan berdomisili diluar daerah untuk bersilaturahmi dan berharap sesempat mungkin membahas nasib kampungnya.

Barulah kami tersadar bahwa kita butuh Masjid untuk keperluan syiar-syiar agama termasuk pengajian umum didalamnya.

Alhamdulillahi Robbil Alamin.. muda-mudi bersatu bergotong-royong bersama warga, senior, warga-warga di perantauan, bersama-sama membangun Masjid kami dengan nama Miftahul Jannah......

Yang tebersit dalam benak saya adalah bahwa niat yang baik tidak selalu mulus, lancar dan mudah. Acapkali harus dilalui dengan gegeran, tukaran, marah-marahan dan saling membenci.
Jika kita kembalikan kepada niat-nya seharusnya yang lain mengikuti dibelakangnya.

Dalam do'a aku bermohon kepada Alloh mudah-mudahan Masjid ini menjadi kunci bagi surga orang-orang yang telah memasukinya, membangunnya dan memakmurkannya..

Amien..amien ya robbal 'alamien...........

10 Juni 2009

Kasus Prita

" ...kejaksaan agung memanggil jaksa penuntut umum kasus Prita Mulyasari, untuk didengar keterangan-nya seputar tuntutan kepada tersangka kasus Pencemaran Nama Baik RS OMNI International oleh tulisan email Prita .................selanjutnya DPR Komisi IX memanggil pengelola RS. OMNI International untuk diminta penjelasan mengenai kasus tersebut "


Cuplikan berita yang disajikan Metrotv saat aku pulang untuk makan siang kemaren, aku diam saja walaupun sebenarnya merasa kecewa juga mendengar tuntutan seperti yang tersiar di media-media massa baik koran, internet atau Televisi.

" Lha wong mengadu kok malah ditangkap terus dibui....ini maksudnya apa ?" aku mulai berkomentar didepan istriku.

"Makanya Mas begitulah kalau wanita jadi pemimpin ? " istriku menimpali

" Lha apa hubungannya Dik ? " aku pura-pura tidak ngerti

" Maksudnya andai saja pimpinan atau direktur RS OMNI itu bukan wanita pasti tidak akan terjadi hal seperti itu Mas, kan kalau wanita jadi pimpinan itu emosinya yang didahulukan, nggak seperti laki-laki lebih bisa mengendalikan emosi " jelasnya

09 Juni 2009

Menuju Kebenaran Hakiki (Lanjutan 1)

Mas Haris dan Mbak Lin adalah pasangan Nusantara, Mas Haris asli Arema dan Mbak Lin demikian biasa dipanggil yang asli Samarinda, Kaltim.
Suatu saat saya pernah 'njagong' bertiga dengan mertua Mas Haris, dan alhamdulillah membahas juga kelanjutan dari cerita yang tidak pernah usai dan usang dari kami.

Kai Umar, panggilan akrab beliau dengan pasti dan jelas mengatakan :
" Mas, kita hidup di dunia ini jika diumpamakan sebuah organisasi sudah punya AD dan ART,
karena alangkah tidak sempurnanya Alloh jika membiarkan manusia hidup tanpa panduan. Yang dimaksud AD dan ART adalah Al Qur'an dan Al Hadist"

Dengan memandang jauh ke halaman rumah yang berhadap-hadapan dengan halaman sekolah sambil diam mencoba mengartikan dan mencerna perkataan 'Tai Uman' - panggilan Tiya, putri Mas Haris kepada kakeknya, Kai Umar-

Terus berpikir dan merenung karena kata-kata Al Qur'an dan Al Hadist sebagai tuntunan umat manusia yang mau beriman. Sebenarnya hal ini bukan yang pertama saya dengar ketika mengikuti sholat Jum'at, hadir di pengajian-pengajian umum dan melihat lomba pidato Islam.
Tetapi menjadi 'aneh' karena yang mengucapkan hanya seorang kakek, bukan ustadz bukan guru agama Islam bukan pula Takmir Masjid.

Yang melintas di pikiranku adalah Al Qur'an saat saya kelas 3 sekolah dasar di kampung saya SD Kedungbanteng 1, Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, saat itu saya mulai belajar membaca Al Qur'an mulai 'Alief-Ba'-Ta'-Tsa' - Jim....dst.. dimana belum ada sistem belajar membaca Qur'an secara instan model Qiro'ati, Iqro' dll.

Mulai Mbah Murjo Alm. yang pernah mengajari saya sampai bisa berwudlu' dan Pak Masdiq guru baru Agama Islam yang mulai ngajari saya membaca yang tadinya tidak kenal 'Alief bengkong' istilah untuk orang yang tidak bisa baca huruf Arab, menjadi bisa walaupun sampai Pak Masdiq pindah dinas/tugas ke daerah lain tetap di Juz Amma.

Pak Lik Rifai yang selalu aktif mengajak anak-anak seusia saya kala itu sholat tarawih di bulan puasa dengan semangat di awal puasa dan barisan tinggal 4 baris di akhir bulan puasa.

Sampailah akhirnya guru Agama Islam SD saya digantikan oleh Pak Ahmad Fauzi, beliau masih bujangan saat mengajar. Dari Pak Ahmad saya mulai membaca Al Qur'an karena sudah tamat Juz Amma. Tapi soal Tajuwid masih amburadul.

Pada waktu itu yang terpatri di pikiran saya adalah Al Qur'an yang Suci, menyentuh harus berwudlu', membaca harus benar Tajwid-nya jika salah maka berdosa, meletakkan harus ditempat yang tinggi lebih tinggi dari benda atau barang lain.
Al Qur'an di-deres (=dibaca) setiap malam di bulan Puasa dengan pengeras suara yang akan didengar orang sekampung.

Kembali ke kata-kata kakek Umar, bagaimana bisa jadi pedoman jika Al Qur'an hanya dibaca sebagai indah-indahan pada saat pengajian umum ? Bagaimana bisa menjadi tuntunan jika kita hanya menghukumi cara membaca-nya, tajwidnya ?

Ini masih Al Qur'an, bagaimana nasib Al Hadist bahkan bentuknya pun aku belum tahu..

Pencarianku masih panjang.......











08 Juni 2009

Menuju Kebenaran Hakiki

Aku baru ingat hari ini Senin sepuluh tahun yang lalu
Pada malam harinya habis sholat Maghrib kami duduk diatas batu-batu hitam,
Aku dan Mas Haris Ahmad Yani,

Lalu saya dengan santainya nyeletuk : " Mas Haris, kita ini sudah pernah ber-syahadat (yaitu pada saat Khitan), Sholat insyaalloh tidak pernah bolong, Zakat juga sudah baik maal maupun Fitrah, Puasa juga alhamdulillah tidak pernah Bolong tinggal Ibadah Haji yang belum, terus kira kira apa saya sama Mas Haris masuk Sorga ?



Sekilas tentang Mas Haris, awalnya dia tetanggaku di Sempaja, Samarinda kami yang baru kenal
setelah menyebutkan asal daerah masing-masing (dari Malang) menjadi
akrab bak saudara (melebihi saudara kandung).

Mas Haris ini punya buku-buku yang bermutu, maklum saat itu aku sebenarnya
penggemar buku hanya saja enggan untuk membeli. Dari buku Hasan Al Banna, Sufisme sampai dengan Buku-nya Bulughul Maram-nya Muhammadiyah.

Satu persatu kami saling meminjam dan tukar menukar buku, walaupun untuk itu
aku harus mulai membeli buku, terutama bertema kan Agama

Setelah saling membaca dan tukar menukar buku, sampailah kami pada
kesimpulan yang sama :

ISLAM adalah benar adanya dan suatu keniscayaan yang akan terjadi dan sebagai seorang Muslim harus dan wajib percaya itu.


Kelanjutan dari diskusi kecil di depan rumah kontrakanku adalah berteori dan saling melengkapi dari apa yang sudah kita baca, menjadi manusia seutuhnya adalah cita cita saya dan Mas Haris, artinya menjadi hamba yang mendapat Ridlo dari Alloh.

Karena dalam salah satu buku (entah judulnya & pengarang-nya ) sudah lupa, Ridlo Alloh itu lebih tinggi nilainya dibanding kita sebagai manusia yang hanya mengharap Surga. Dan ternyata hal ini juga dirasakan oleh AHMAD DHANI sebagai pencipta dalam lagu-nya bersama Almarhum Chrisye yang berjudul 'Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada'


Dari sini saya mulai membolak-mbalik pikiran,

Apa benar yha di alam akherat nanti ada yang lebih tinggi nilainya dari Surga ?
Apa benar ada yang nilainya lebih rendah dari Neraka ?

Pikiran sayapun kembali pada buku-buku yang pernah aku baca ketika baru saja aku Lulus dari kuliah dan menjadi pengangguran di Sidoarjo yaitu 4 (empat) buah buku yang serangkai (lupa juga penerbit & pengarang-nya) :

Sayariat, Tarekat, Hakekat dan Ma'rifat.

Sayapun terus bertanya dalam hati, dan saya juga memutuskan untuk meminta petunjuk kepada Alloh dengan sholat-sholat sunnah agar Alloh memberi jawaban atas kebenaran-kebenaran yang yang ada di pikiranku.