08 Januari 2014

Saya Jagokan dan akan Coblos Jokowi di Pilpres 2014

Sampai dengan hari ini di Survey harian Kompas Jokowi menduduki peringkat teratas dengan jumlah 43,5% responden. Dari seorang walikota Solo, kemudian memenangkan Pilgub DKI 2012 dan insyaAlloh bisa menjadi RI-1 di Pilpres 2014.

Sosok yang bersahaja (versi koran dan majalah) mungkin itu benar, walaupun seakan media sudah Subyektif Positif kepada Jokowi. Sampai sampai Bu Megawati juga mempercayai bahwa Pak Jokowi sebagai media Darling sampai saat ini.

Yang saya sukai adalah  kesederhanaan, kesahajaannya,  gaya biaranya yang seolah mengatakan kepada rakyat, bahwa ini loh Saya (=Jokowi) yang juga manusia biasa seperti kamu (rakyat Indonesia) yang tidak Feodalis, tidak sok kebarat-baratan.

Terlepas dari kesederhanaan itu tentunya harus kita maklumi bahwa Jokowi adalah Pemimpin produk Demokrasi yang tidak jelas, dimana ada Kolusi, Korupsi dan Nepotisme dalam proses kejadian tersebut. Karena sistem yang dianut Indonesia pada umumnya adalah menyebabkan siapapun yang berkuasa pasti 'mambu' (berbau) KKN.

Jokowi saat ini adalah sosok pemimpin yang paling transparan, jujur dan berwawasan kebangsaan, itu setidaknya menurut saya dan beberapa orang yang pernah saya mintai pendapatnya.

Kalau lah boleh mengandaikan dia adalah Yang Terbaik diantara yang Buruk, yang paling Jujur diantara yang Khianat dan yang Paling Visioner diantara yang oportunis. Dan doa saya InsyaAlloh Jokowi jadi RI-1 di Pilpres 2014 ini.

13 Februari 2013

Mengajak Pada Kebenaran



Membuka kembali kumpulan Hadist dalam Kitabul Ahkam, saya temukan sebuah kejelasan dari Kebenaran. Makna kebenaran yang hakiki adalah yang sesuai dengan Kitabulloh/Al Qur'an.

dari hadist Rosulullohu SAW :

'Miro'ul Qur'anu Kufrun" Rowahu Abu Dawud, yang artinya "Menjauhi atau memisahkan diri dari AlQur'an adalah KAFIR"

Makna dari memisahi adalah :  Membantah, ragu-ragu atau memang benar-benar meninggalkan Al Qur'an yang merupakan Kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Alloh kepada Nabi Muhammad dengan perantara Malaikat Jibril.

Sebagai umat Islam kita harus  meyakini bahwa Al Qur'an adalah petunjuk menuju Kebenaran, jalan tunggal menuju Kebenaran dengan muara Surga Alloh atau Kecintaan dari  Alloh SWT.

Diterangkan dalam ayat-ayat awal Surah Al Baqoroh : 

ayat 1. Demikian ini Kitab (Al Qur'an) Tidak Ada keraguan didalam-nya,  petunjuk bagi orang-orang  yang taqwa.

ayat2. (yaitu) Orang yang percaya/beriman pada Hal Ghoib (Alloh) dan mendirikan sholat, dan dari apa yang di -rizqi-kan oleh Alloh maka meng infaq-kan mereka.  
Al ayah . ..

Dengan dasar-dasar dalil diatas, setelah yakin maka harus kita pelajari dengan mengajak siapapun untuk mempelajari atau istilah trend kita adalah Mengaji.

Mengaji yang kami maksudkan bukan sekedar belajar membaca dengan makhroj dan tajuwid yang benar, tetapi lebih diutamakan arti dan makna dari Kitabulloh tersebut.

Jika ada yang bertanya bukankah makna  Al Qur'an sudah ada di Kitab yang ada Tafsirnya ?  Jawabnya adalah kembali dipertanyakan Siapa yang menfsirkan Al Quran itu ? Apakah itu makna yang Asli seperti yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ?

"Barang siapa mengajak pada Petunjuk maka  baginya pahala semisal pahala orang yang diajak, barangsiapa yang mengikuti maka baginya pahala tanpa mengurangi pahala orang yang mengajak sedikitpun, dan barangsiapa mengajal pada Kesalahan/Kesesatan maka baginya dosa semisal dosa orang yang mengikuti pada kesesatan itu tanpa mengurangi dosa orang yang diajak sedikitpun" Rowahu Abu Dawud.





08 Agustus 2012

Menangis Menjelang Idhul Fitri

Ada pemahaman yang berbalik 180 derajat antara keinginan, perasaan dan harapan. Saat kita masih balita betapa Idhul Fitri merupakan hari meluapkan kegembiraan, bertemu dengan semua teman dengan pakaian baru, dengan banyak kue dan hidangan makanan, dengan bersuka ria main petasan. Maknanya adalah berpesta bersama.

Saat kita beranjak remaja perasaan disaat Balita lebih lagi ditambah kedahsyatan rasanya 'Bebas' untuk sarapan, makan setelah sebulan penuh harus tidak makan siang. Ditambah lagi 'merasa' suci karena telah berhasil menunaikan Ibadah Puasa bulan Romadhon tanpa 'mokel' sehari-pun. Walaupun disisi Taraweh dan tambahan amalan lain-nya masih kocar-kacir.

Kesempatan untuk bertemu teman baik pria maupun wanita menjadi perasaan yg lebih dahsyat juga, mengenal saudara dari tetangga, atau saudara dari teman kita merupakan bonus kesenangan yang juga sulit dirasakan dihari-hari selain Idhul Fitri.

Dengan didahului Mudik, seraya bersilaturrohim dengan mertua, ipar saudara jauh menjadi Trending Activity di hari Idhul Fitri, rasa dan kebahagiaan saat manusia sudah dewasa.

Masih ada lagi yang bisa dirasakan saat Hari Raya Idhul Fitri ? Adakah kesedihan ? Adakah Penyesalan saat datangnya Idhul Fitri ?

Seorang ulama'  mengatakan : Suksesnya bulan Romadhon sehingga kita boleh berbahagia ada 5 parameter 'amalan'  yaitu  sukses puasa Romadhon-nya, sukses sholat malamnya (taraweh), sukses Membaca AlQur'an, sukses mengisi  Lailatul Qodar dan Sukses Zakat Fitrah-nya.

Hitungan itu bisa dengan mudah diangen-angen dengan parameter tersebut diatas. Seberapa banyak amalan kita di bulan Romadhon yang bisa membuat kita tersenyum di akhirnya. jadilah makna yang besar sesuai Sabda Rosululloh SAW : 'Barangsiapa Puasa di bulan Romadhon karena keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni dosa yang telah lalu (setahun lalu)' dilanjutkan 'Barang siapa Berdiri (Sholat) di bulan Romadhon karena keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni dosa yang telah lalu (setahun lalu).

Mudah-mudahan Alloh selalu menguatkan hati, niat dan tetap memberikan kesehatan dalam berpacu dalam amalan sehingga membuat kita bisa tersenyum di hari Fitri tersebut.






14 Mei 2012

Misteri Ilmu

Banyak sekali dalil2 baik dari Al Qur'an maupun Al-Hadist yang membahas tentang 'Ilmu.

dengan dalilnya  :
 - Mencari Ilmu wajib bagi setiap Muslim 


Hingga di jaman Rosululloh dibedakan atas Ilmu dunia dan Ilmu Akhirat :

 - Barangsiapa menginginkan Dunia maka harus dengan ilmu, barangsiapa menginginkan Akhirat maka harus dengan  'ilmu dan Barangsiapa menginginkan kedua-duanya maka harus dengan 'ilmu.

dalil berikutnya :
 -  Tuntutlah / carilah Ilmu walau sampai ke Negeri Cina 
 -  Carilah Ilmu mulai dari ayunan ibu sampai ke liang lahat.

Dari semua dalil itu menampakkan betapa WAJIB-nya mencari ilmu, selanjutnya muncul pertanyaan dalam benak saya 'Ilmu apa yang wajib dicari ? Semua ?  Qur'an, Hadist, IPA, IPS, Biologi, Informatika Perminyakan atau lain-lain ? Betapa beratnya hidup seorang Muslim jika harus menguasai semua ilmu.

Karena dalam pikiran saya sudah menancap dogma bahwa mencari Ilmu adalah Sekolah, karena hanya dengan sekolah yang setinggi-tingginya dalil-dalil diatas akan menjadi terpenuhi.

Tetapi apa yang saya jumpai setelah kita masuk zaman Global ini, dimana akan sangat bebas mencari dan pengetahuan (bukan ilmu) ternyata bukan demikian.

Sampailah saatnya saya ketemu dengan Mas Huda, beliau mengajarkan suatu Hadist yang artinya insyaAlloh :"Imu ada 3 (Tiga), adapun selain yang demikian (tiga itu) merupakan lebihan yaitu : Ayatun Muhkamatun (Ayat yang Menghukumi = Al Qur'an), Sunnatun qoimatun (Sunnah yang ditegakkan) dan Faridhotun adilatun (Faroid yang Adil)"

Brakkkk...!!!!

Pecahlah bungkus dogma di kepala saya, dan komentar saya pada Mas Huda : " Ternyata ringan ya mas jadi seorang Muslim"

Tidaklah hanya perlu sampai menjadi Master, Doktor ataupun Professor untuk menunaikan tugas mencari ilmu.

Dalil berikutnya adalah :
Ada 3 (tiga) hal yang dibawa seorang hamba jika Mati yaitu : Amal jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan Anak sholeh yang berdoa baginya.

Pas dengan Dalil , Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang kita ajarkan (Ilmu Qur'an -Hadist) kepada siapapun dan ilmu tersebut dipraktekkan.

Hanya ilmu itulah yang akan bernilai Ilmu yang bermanfaat.

09 April 2012

Bersyukur Lillahi Ta'ala (Niat karena Alloh)

Dalam setiap pengajian yang saya ikuti, semua penyampai 'kajian' selalu mengawali inti materi dengan ajakan untuk Tetap berSyukur, Tetap Niat karena Alloh.

Jumat malam lalu Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan baik waktu maupun tenaga oleh Alloh untuk menghadiri Pengajian rutin yang biasanya sulit saya hadiri.

Seperti biasanya Mas A, seorang Dai sangat muda sekali, saya katakan demikian karena usianya masih dibawah 20 Tahun menaiki mimbar pengajian.

Setelah salam beliau mengucapkan " Bapak dan Ibu yang dimulyakan oleh Alloh, . . .dst sehingga sampai pada kata-kata..Kita harus Tetap Syukur dan Tetap Niat karena Alloh". Dan walaupun sudah hafal ucapan sebagai nasehat awal tetapi saya paling berkesan dan terinspirasi dengan kata-kata itu.

Secara mendalam Bersyukur dijlentrehkan dengan " Kita harus bersyukur kepada Alloh atas segala nikmat yang diberikan oleh Alloh berupa kesehatan, kewarasan, kesempatan, kemampuan materiil dan satu lagi Hidayah Tetap dalam Iman dan Islam " hati saya terasa "Deg"

Lalu dilanjutkan " kenikmatan harta, kesehatan dan lain-lain di dunia ini tidak ada apa-apanya dibanding nikmat bisa menetapi Hidayah, agama Alloh"

Demikian kalimat tersebut seakan mengembalikan ingatan saya belasan tahun yang lalu saat saya belum bisa menceburkan diri dalam hidayah Alloh. Jadi terbayang juga dalil yang disampaikan seseorang yang menginsayfkan saya " Wa kuntum ala syafakhofroti minnanaari fa angkoduku minha "(dan kalian semua ditepi jurang Neraka, maka menyelamatkan Aku (Alloh) darinya (jurang neraka).. al ayah ) QS Ali Imron.

Lebih dalam lagi kita harus menyadarkan diri kita, dengan kenyataan Hidayah yang sampai pada diri ini dan bukan pada orang lain adalah menandakan Diri kita yang hina ini siapapun nama, alamat, orang tua dan dari keturunan manapun darah ini merupakan Manusia Pilihan Alloh. sebagai calon penghuni Surga, akibat kita telah diselamatkan oleh Alloh melalui Hidayah tersebut diatas.


Selebihnya niat adalah sesuatu yang penting bahkan kunci dari amalan kita baik amal ibadah kepada Alloh maupun dalam jejaring masyarakat. Bahkan ada yang menganggap saking pentingnya niat ada Ulama yang 'menambahi' Sholat dengan 'Niat yang diucapkan', walaupun secara dalil (hadist) yang saya pelajari tidak pernah saya temui.

Yarjuna rohmatahu wa yakhofuna adzabahu, mengharap Rohmat Alloh dan takut akan siksa Alloh adalah semacam Almari dimana kita harus menata atau menempatkan hati saat akan melakukan sesuatu.

Sesudah syukur ini tertanam pada diri ini, cobaan apapun baik kesehatan, material dan lain sebagainya InsyaAlloh akan enteng, karena ada Alloh disisi bathin kita.

Dan karena niat hati beramal apapun didunia ini mencari Ridho Alloh, dalam nasehatnya seorang ulama' mengatakan Ridho Alloh adalah dimana manusia Tidak akan Dilarang berbuat apapun oleh Alloh yaitu di alam akhirat tepatnya didalam Surga yang kekal abadi selama-lamanya.

Segala kesalahan dalam tulisan ini adalah semata-mata karena saya adalah manusia biasa yang serba terbatas segalanya. Dan apabila Benar senantiasa karena ilham dan petunjuk Alloh.