13 Februari 2013

Mengajak Pada Kebenaran



Membuka kembali kumpulan Hadist dalam Kitabul Ahkam, saya temukan sebuah kejelasan dari Kebenaran. Makna kebenaran yang hakiki adalah yang sesuai dengan Kitabulloh/Al Qur'an.

dari hadist Rosulullohu SAW :

'Miro'ul Qur'anu Kufrun" Rowahu Abu Dawud, yang artinya "Menjauhi atau memisahkan diri dari AlQur'an adalah KAFIR"

Makna dari memisahi adalah :  Membantah, ragu-ragu atau memang benar-benar meninggalkan Al Qur'an yang merupakan Kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Alloh kepada Nabi Muhammad dengan perantara Malaikat Jibril.

Sebagai umat Islam kita harus  meyakini bahwa Al Qur'an adalah petunjuk menuju Kebenaran, jalan tunggal menuju Kebenaran dengan muara Surga Alloh atau Kecintaan dari  Alloh SWT.

Diterangkan dalam ayat-ayat awal Surah Al Baqoroh : 

ayat 1. Demikian ini Kitab (Al Qur'an) Tidak Ada keraguan didalam-nya,  petunjuk bagi orang-orang  yang taqwa.

ayat2. (yaitu) Orang yang percaya/beriman pada Hal Ghoib (Alloh) dan mendirikan sholat, dan dari apa yang di -rizqi-kan oleh Alloh maka meng infaq-kan mereka.  
Al ayah . ..

Dengan dasar-dasar dalil diatas, setelah yakin maka harus kita pelajari dengan mengajak siapapun untuk mempelajari atau istilah trend kita adalah Mengaji.

Mengaji yang kami maksudkan bukan sekedar belajar membaca dengan makhroj dan tajuwid yang benar, tetapi lebih diutamakan arti dan makna dari Kitabulloh tersebut.

Jika ada yang bertanya bukankah makna  Al Qur'an sudah ada di Kitab yang ada Tafsirnya ?  Jawabnya adalah kembali dipertanyakan Siapa yang menfsirkan Al Quran itu ? Apakah itu makna yang Asli seperti yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ?

"Barang siapa mengajak pada Petunjuk maka  baginya pahala semisal pahala orang yang diajak, barangsiapa yang mengikuti maka baginya pahala tanpa mengurangi pahala orang yang mengajak sedikitpun, dan barangsiapa mengajal pada Kesalahan/Kesesatan maka baginya dosa semisal dosa orang yang mengikuti pada kesesatan itu tanpa mengurangi dosa orang yang diajak sedikitpun" Rowahu Abu Dawud.





2 komentar: